Jakarta - Para Programer dan para penggiat aktivis antikorupsi melakukan pertemuan yang disebut Hacktathon mencari solusi teknologi untuk gerakan antikorupsi. Mereka mendorong teknologi komunikasi dan informasi yang bisa digunakan penggiat sosial dan masyarakat.
Ilham Saenong Manajer Pusat Informasi Antikorupsi Transparency International Indonesia (TII) mengatakan, media sosial dan multimedia telah menjadi bahasa baru bagi perubahan. Terlihat pada perannya dalam memperbaiki proses pemilu, menyuarakan aspirasi dan kritik warga terhadap pelayanan publik, dan pengungkapan kasus-kasus korupsi.
"Gerakan antikorupsi, demokrasi kini tidak lagi bisa mengabaikan dukungan Information Communication and Technology (ICT) dalam berkomunikasi dan menyelesaikan masalah," kata Ilham di Jakarta, Minggu (7/10/2012).
Ilham menjelaskan, dalam pertemuan tersebut nantinya dihasilkan suatu solusi berupa program di mana masyarakat bisa menyampaikan pelaporan mengenai korupsi melalui media sosial, dan melalui SMS. Ini merupakan salah satu dukungan hacker dan aktifis anti korupsi untuk memberantas korupsi.
"Saat ini prototipe sudah jadi. Kemudian softwarenya akan dikembangkan setelah acara ini selesai," katanya.
Ilham menambahkan, Hackathon tahun ini diadakan serentak di lima kota besar di berbagai tempat di dunia, yaitu Bogota, Kasablankan, Jakarta, Moskow, dan Vilnius. Lewat Hackathon, Transparency International bersama dengan organisasi Random Hack of Kindness ingin mendorong, meningkatkan, dan menintegrasikan solusi-solusi berbasis teknologi komunikasi dan informasi dalam gerakan anti korupsi.
"Sebagai upaya konkrit kontribusi terhadap gerakan sosial, penggiat ICT dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul bersama penggiat anti korupsi untuk mencari solusi untuk menjawab 11 rumusan permasalahan salah satunya korupsi," pungkasnya.
PENGGIAT IT MELAWAN KORUPSI
4/
5
Oleh
Ajat